Tampilkan postingan dengan label Warung Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Warung Puisi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 08 Juni 2013

Lihatlah.....


Kadang aku berharap aku tak perlu bertemu denganmu
Kadang aku berharap perkenalan singkat antara kita dulu tak perlu terjadi
Kau tahu mengapa aku menginginkan ini?
Karena aku tahu sekeras apapun usahaku memelukmu hingga letih
Saat itu akan tiba
Saat dimana kau harus pergi
Saat dimana tidak ada kita lagi
Karena sekeras apapun aku mencoba menghapus pikiran tentang meninggalkan dan ditinggalkan
Nyatanya setiap pertemuan itu pasti di akhiri dengan perpisahan
Lalu bagaimana dengan kita?
Aku hanya bisa melindungi kita dengan caraku sendiri
Kau tak tahu, setiap waktu yang aku lalui,
Bahkan ketika jemariku tak mampu menyentuhmu
Bahkan ketika tatapanku tak bisa menembus dimensimu
Aku tetap menyebut namamu dalam perbincanganku dengan Tuhan

Tapi,kali ini aku sadar
Jika aku tidak benar-benar bertemu denganmu,
Mungkin aku tidak tahu bagaimana rasanya menghabiskan waktu bersamamu
Mungkin aku tidak tahu bagaimana rasanya benar-benar merasa dicintai dan mencintai sebesar ini
Aku pernah berfikir, bagaimana jika aku yang sudah terbiasa dengan adanya kamu
Tiba-tiba semua yang biasa aku lakukan bersamamu harus aku lakukan sendiri.
Menyedihkan bukan?
Bahkan dengan segala ketidaksempurnaanku aku tetap ingin melindungimu semampuku
Aku tetap ingin menjadi sumber keteduhanmu saat kau merasa hancur.

Tapi…
Tak jarang aku merindukanmu dalam sepi
Saat aku terjaga dalam lamunanku
Hingga saat bias lampu temaram dikamarku menyorot teduh foto kita
Aku terhenyak, sungguh aku merindukanmu.
SUNGGUH!!!
Hingga aku kelelahan sendiri dan terlelap dengan wajahmu yang membingkai mimpi malamku.

Sabtu, 20 April 2013

Kesekian Kalinya


Lagi….
Nampaknya hatiku akan luka lebam lagi.
Ya, walaupun hanya sementara. Tapi luka itu tetap saja nyata.
Walaupun nyatanya akan kembali lagi. Tetap saja hatiku sudah terkoyak.
Mungkin aku salah satu pihak yang tak pernah menyetujui hal konyol seperti ini. Untuk apa?
Apa hanya untuk menambah luka?
Atau hanya untuk membuatku semakin tercabik lagi?
Aku harus berjuang menahan rindu sendiri.
Saat aku menulis ini, mataku sudah memanas, mungkin bulir bening itu akan jatuh lagi.
Sejak semalam aku berjuang menahan rasa sakit ini sendiri. Tanpa siapa-siapa.
Aku ingin semuanya cepat terlewati.
Aku ingin segera akhiri rasa sakit ini.
Tapi aku bisa apa? Aku hanya bisa menunggu semuanya kembali seperti sedia kala.
Ya memang, aku hanya bisa menunggu.
Aku akan kembali lagi. Tapi satu pintaku, jangan pernah buat aku bahkan hatiku memar lagi seperti saat ini.

Minggu, 07 April 2013

Ini Tentang Kau dan Aku




1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan
Aku tidak tau kau semenyenangkan ini.
Oke, baiklah aku sudah tau jelas akan hal itu.


Tapi rasa menyenangkan dan menenangkan itu selalu berhasil kau ciptakan saat aku sedang bersamamu.
Setiap hari rasanya aku selalu jatuh lagi dan lagi kedalam semesta cintamu.
Ya, aku hanya tidak bersedia suatu saat nanti ketika aku kembali membuka mataku, aku mendapati kenyataan bahwa aku bukanlah milikmu lagi.
Aku hanya ingin dia untukku. Egois memang.
Tapi sungguh! Aku belum merasakan seperti ini sebelumnya.
Begitu mencintai terlalu dalam dan begitu takut akan kehilangan.
Aku tau aku tidak sempurna dan tidak akan pernah bisa seperti itu. Tapi rasa ini sudah jelas sempurna untuknya.
Tuhan, tolong biarkan aku tetap seperti ini. Tetap bahagia karena adanya dia.
Kata kamu dulu, Jika kita memang dipertemukan untuk suatu tujuan, maka biarkan kamu menjadikan aku sebagai pelabuhan untuk menuju tujuan itu. Dan aku percaya…
Maka biarkan aku untuk selalu menjadi pelabuhan itu, yang bukan hanya sebagai tempat persinggahanmu.
Melainkan sebagai tempat untuk kau tinggali didalamnya. Selamanya.

Kamis, 24 Januari 2013

Ketahuilah


 Saat kali pertama bertemu denganmu.
Aku hanya menganggap kau yang lalu bagiku.
Hanya menganggap kau seperti yang lain, biasa saja, tak ada yang istimewa.
Hingga saat itu, entah tepatnya kapan aku bertemu lagi denganmu.
Kali ini ada sesuatu yang berbeda, aku pun masih ragu untuk membacanya.
Namun ada satu hal yang membuatku selalu ingin  mencari dimana keberadaanmu,
Selalu ingin memperhatikanmu walau hanya samar.
Aku tahu ada yang berbeda dengan hatiku, namun aku tahu ini tidak salah.
Diam-diam memperhatikanmu, diam-diam menjadikanmu objek dalam tulisanku.
Salahkah?
Aku mulai menikmati rasa ini, mulai memahami bahwa sudah ada kau dihatiku.
Mungkin sudah berlarik-larik sajak yang aku tulis tentangmu.
Bergelut dengan tulisanku saat perlahan rasa rindu menggelayut dihatiku.
Namamu, wajahmu, semua tentangmu sudah memenuhi ruang kosong dihatiku.
Aku sudah mempersilahkanmu masuk dan biarlah kau menetap disana.
Aku tak paham mengapa rasa ini tiba-tiba hadir hanya karena menatapmu dari kejauhan.
Takdir Tuhan-kah?
Matamu, lukisan Tuhan terindah yang Dia goreskan diwajahmu.
Senyummu, ada kebahagiaan yang terselip disana saat aku melihatnya.
Tuhan pasti tahu mengapa harus kau yang bertemu denganku.
Mengapa harus kau yang bisa dengan mudah mengambil alih semua rasaku.
Mungkin ini sudah jelas, kau memang ditakdirkan untukku.
You are my destiny.

Rabu, 12 Desember 2012

Rasa Hancur Itu..


Kadang aku benci dengan diriku sendiri
Mengapa aku tidak bisa seperti mereka?
Mengapa aku tidak sekuat mereka?
Mengapa aku tidak bisa bertahan lebih lama?
Dan mengapa aku terlalu mudah terkalahkan?
Hold on, survive atau apalah itu. Aku muak dengan kata-kata itu!
Berkali-kali jatuh dan berkali-kali juga mencoba bangkit walau terseok
Lelah menyuruhku berhenti
Namun aku tahu belum saatnya aku berhenti
Entahlah, aku tidak tahu lagi bagaimana caranya harus meyakinkan diriku sendiri jika aku bisa
Mungkin aku harus berjuang sekali lagi.

Duniaku Bukan Hanya Tentang 'aku'



Bukankah hidup itu terus berjalan? Ya layaknya waktu, tak pernah berhenti sedetik pun, entah itu secepat kedipan mata ataukah secepat hembusan nafas. Dan tak akan pernah bisa terulang, sekeras apapun usaha kita untuk kembali ke yang lalu. Layaknya aku dan kamu, kita punya kehidupan masing-masing yang harus dijalani, aku dengan hidupku dan kamu dengan hidupmu.
Tapi ada satu bagian yang terpenting menurutku. Dimana saat ini aku akan berbagi dunia denganmu, dunia yang sederhana, namun tetap istimewa untukku.
Dilembar baru kehidupanku yang sebelumnya hanya terisi ‘aku’, kini akan aku isi juga tentangmu dan akan aku bagi untukmu, tak perduli bagaimanapun itu, duniaku saat ini juga adalah bagian dari duniamu.
Duniaku memang tak hanya terisi tentang aku, terlalu menjenuhkan pasti. Aku hanya ingin tetap ada kamu sebagai pelengkap kisahku sampai kapanpun itu...

Selasa, 11 Desember 2012

Kaulah Sosok Itu



Malam ini tidak seperti biasanya
Tanpa rintik hujan yang menemani
Tanpa bau khas tanah yang menenangkan
Aku tertunduk lesu
Kemana hujan itu?
Bahkan teduh pun enggan datang
Terlebih pelangi yang sama sekali tak ingin menampakkan diri
Kita memang berpijak di bumi yang sama
Hanya saja tempat kita berbeda
Disini aku bertarung dengan rasa rindu yang sedemikian hebatnya untukmu
Meraba tawamu, candamu dan guyonan khasmu
Aku memejamkan mata sesekali
Demi merasakanmu
Entahlah, tapi menghabiskan waktu bersamamu membuatku benar-benar merasa utuh
Tatapan itu meyakinkanku
Kaulah lelaki itu...



Kamis, 06 Desember 2012

Tulisan Ini Untukmu (Lagi)



Tahukah kamu rasanya jadi aku saat malam itu? Ditemani dan disaksikan ribuan bintang, bahkan bulan pun ikut tersenyum melihat rona bahagia diwajahku. Lagi lagi kamu yang berhasil membuat semburat bahagia itu. Darahku berdesir saat kau ucapkan kalimat itu “Do you love me?” Sederhana namun diam-diam aku meyakininya. Aku tertegun memandangmu, namun tak bisa ku tutupi bahwa aku memang telah menyayangimu. Sangat.....

Terima kasih telah menjadi pelengkap dihidupku, dan terima kasih atas sajak indah yang kau ucapkan untukku.  You are the only one that i want”

Untukmu, Arlandy Ghiffari

Selasa, 04 Desember 2012

Tulisan Ini Untukmu




Aku tak paham mengapa aku bisa begitu mencintai hujan
Entah karena rintiknya, ataupun entah itu karena kamu
Bulir hujan itu menjatuhkan setiap rindu dan kenangan akan kamu
Dan sekali lagi, hujan kali ini mengingatkan aku tentangmu
Pada satu candu emosi yang saling bersautan meneriakkan namamu
Lalu hingga hari-hari selanjutnya hujan ini masih indah dikenang
Seperti biasa, tulisan ini masih bertemakan tentang kamu
Tentang bagaimana durasi itu mendekatkan kita
Tentang  bagaimana hujan itu menggoreskan semburat rona wajahmu
Entahlah, aku tak paham mengapa rasa ini selalu meluap saat menggemakan namamu
Apapun itu dan bagaimanapun itu, aku hanya ingin diam dalam kamu.


Jumat, 23 November 2012

Pada Suatu Ketika






Senja tersenyum padaku

Menyelidik dengan anggunnya
Menawan dibalik rona merahnya
Aku termangu menatapmu dalam kejauhan
Semenarik itukah dirimu?
Sebegitu mudahnyakah kau menelusup masuk ke palung hatiku?
Aku mencintaimu bagai musim semi
Selalu bersemi dan tak berguguran
Aku yakin tak ada yang salah dengan rasa ini
Aku mencintaimu dengan satu alasan
Menginginkanmu menjadi pengantin hatiku kelak
Hingga pada suatu ketika, semua yang aku tulis tentangmu akan nyata dan abadi.